Jumat, 02 Desember 2011

Dibalik Tahun Baru Masehi



Perayaan tahun baru Masehi biasanya dirayakan sangat meriah bahkan ada yang sengaja melupakan sejenak persoalan hidup yang berat untuk sekedar merayakan pergantian tahun: old and new. Tradisi yang dilakukan selalu rutin: meniup terompet dan menyalakan kembang api pada saat detik jarum jam tepat di angka 12 atau pada jam digital menunjukkan kombinasi angka “00.00”.

Tahun baru merupakan suatu peristiwa di mana sebuah budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Perayaan tahun baru seakan telah menjadi bagian budaya dunia. Perayaan yang selalu dirayakan secara gegap gempita di setiap sudut dunia ini. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru. Hari tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian  sama seperti mayoritas negara-negara di dunia.
Perkembangan perhitungan hari sudah ada sejak peraadapan ini berlangsung. Hampir semua bangsa memiliki pengkalenderan secara sendiri dan berdasarkan pehitungan masing masing-masing. Mulai dari Inca, kebudayaan lembah indus, kebudayaan mesir dan kebudayaan kuno yang lain, namun perkembangan penanggalan yang popular yang ada hingga saat ini berasal dari penanggalan yang diprakarsai oleh bangsa Romawi. Hal ini dapat di maklumi karena romawi lama menguasai Eropa, Afirka dan Mesir  serta hampir semua kebudayaan romawi disebarkan bangsa eropa ke dunia ketiga pada masa penjelajahan samudra dan masa kolonial.
Sejarah penggunaan kalender masehi diawali dan diprakarsai oleh bangsa Romawi pada sekitar abad ke-7. Bangsa romawi kuno telah memiliki kalender tradisional yang berlaku, namun dalam perkembangannya kalender ini mengalami perubahan dan revisi. Penanggalan itu mempunyai 10 bulan dengan 304 hari dalam satu tahun. Kalender bangsa Romawi ini  menjiplak penanggalan Mesir apa adanya, dan hanya mengganti nama bulannya saja:
1) Mart (Nama ayah dari Romus dan Romulus sebagai bulan pertama, 30 hari), 2) Aprilis (29 hari), 3)Meius (Dewi Maya, 30 hari). 4) Junius (Juno=Dewi Bulan, 29 hari). 5) Quintilis (Ratu / Penguasa, 30 hari). 6) Sestilis (Ses=Enam, 29 hari). 7) Septembre (Septo=Tujuh, 30 hari). 8) Oktobre (Oktav=Delapan, 29 hari). 9) Novembre (Nova=Sembilan, 30 hari).10) Decembre (Deca=Sepuluh, 29 hari).Maka dalam setahun berjumlah 304 hari
. Bulan Maret sebagai bulan awal. Sementara Januari dan Februari ditambahkan pada waktu berikutnya. Namun pada zaman itu, sistem penenggalan dapat diubah seenaknya oleh para Kaisar Romawi untuk berbagai tujuan, misalnya untuk memperpanjang masa pemerintahan dan sebagainya Sehingga menimbulkan kekacauan dalam penanggalan.

(Gambar Remus dan Romulus)

Penataan penanggalan dilakukan pada abad ke-45 sebelum masehi yang bertepatan dengan Julius Caesar  dinobatkan sebagai kaisar Roma. Julius Caesar memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ke-7 SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes seorang ahli astronomi dari Iskandariyah. Sosigenes menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Kalender ini dalam perkembangannya disebut Kalender Julian yang memiliki 12 bulan. Urutan bulan menjadi: 1) Januarius, 2) Februarius, 3) Martius, 4) Aprilis, 5) Maius, 6) Iunius, 7) Quintilis, 8) Sextilis, 9) September, 10) October, 11) November, 12) December. Januarius (Januari) dipilih sebagai bulan pertama, karena dua alasan. Pertama, diambil dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua ini, satu muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus. Sehingga diartikan sebagai gerbang menuju tahun yang baru. Kedua, karena 1 Januari jatuh pada puncak musim dingin. Di saat itu biasanya pemilihan consul diadakan, karena semua aktivitas umumnya libur dan semua Senat dapat berkumpul untuk memilih Konsul. Di bulan Februari konsul yang terpilih dapat diberkati dalam upacara menyambut musim semi yang artinya menyambut hal yang baru. Sejak saat itu Tahun Baru orang Romawi tidak lagi dirayakan pada 1 Maret, tapi pada 1 Januari. Tahun Baru 1 Januari pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Orang Romawi merayakan Tahun Baru dengan cara saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Dewa Janus. Mereka juga mempersembahkan hadiah kepada kaisar. Kalender Julian yang telah di kembangkan oleh Julius Caesar pada selanjutnya menjadi dasar penanggalan bangsa Romawi dan menadi dasar bagi kalender modern yang berkembang saat ini.


                                                                 
        ( Dewa Janus )                                                                                                  ( Julius caesar ) 

Kalender modern yang sedang berkembang saat ini adalah kalender yang berdasarkan kalender Gregorian. Perkembangan kalender Gregorian tidak lepas dari perkembangan agama Kristen di Romawi. Agama Kristen berkembang dan menjadi agama legal terjadi pada masa kekuasaan Constantinus (280-337 Masehi). Bahkan tanggal 27 Februari 380 M Kaisar Theodosius mengeluarkan sebuah maklumat, De Fide Catolica, di Tesalonika, yang dipublikasikan di Konstantinopel, yang menyatakan bahwa Kristen sebagai agama negara Kekaisaran Romawi Kuno. Umat Kristen menggunakan Kalender yang dinamakan Kalender Masehi. Mereka menggunakan penghitungan tahun dan bulan Kalender Julian, namun menetapkan tahun kelahiran Yesus atau Isa sebagai tahun permulaan (tahun 1 Masehi), walaupun sejarah menempatkan kelahiran Yesus pada waktu antara tahun 6 dan 4 SM. Setelah meninggalkan Abad-abad Pertengahan, pada tahun 1582 M Kalender Julian diganti dengan Kalender Gregorian. Kalender Gregorian adalah kalender yang sekarang paling banyak dipakai di Dunia Barat. Ini merupakan modifikasi Kalender Julian. Yang pertama kali mengusulkannya ialah Dr. Aloysius Lilius dari Napoli-Italia. Dinamakan Gregorian karena Dekrit rekomendasinya dikeluarkan oleh Paus Gregorius XIII. Dekrit ini disahkan pada tanggal 24 Februari 1582 M. Isinya antara lain tentang koreksi daur tahun kabisat dan pengurangan 10 hari dari kalender Julian. Sehingga setelah tanggal 4 Oktober 1582 Kalender Julian, esoknya adalah tanggal 15 Oktober 1582 Kalender Gregorian. Tanggal 5 hingga 14 Oktober 1582 tidak pernah ada dalam sejarah Kalender Gregorian. Sejak saat itu, titik balik surya bisa kembali ditandai dengan tanggal 21 Maret tiap tahun, dan tabel bulan purnama yang baru disahkan untuk menentukan perayaan Paskah di seluruh dunia. Pada mulanya kaum protestant tidak menyetujui reformasi Gregorian ini. Baru pada abad berikutnya kalender itu diikuti
Latar belakang perubahan kalender dan penyempuraan dari kalender Julian menjadi kalender Greorian ada pada lamanya waktu satu tahun. Satu tahun dalam Kalender Julian berlangsung selama 365 hari 6 jam. Tetapi karena revolusi Bumi hanya berlangsung selama 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik, maka setiap 1 milenium, Kalender Julian kelebihan 7 sampai 8 hari (11 menit 14 detik per tahun). Masalah ini dipecahkan dengan hari-hari kabisat yang agak berbeda pada kalender baru ini. Pada kalender Julian, setiap tahun yang bisa dibagi dengan 4 merupakan tahun kabisat. Tetapi pada kalender baru ini, tahun yang bisa dibagi dengan 100 hanya dianggap sebagai tahun kabisat jika tahun ini juga bisa dibagi dengan 400. Misalkan tahun 1700, 1800, dan 1900 bukan tahun kabisat. Tetapi tahun 1600 dan 2000 merupakan tahun kabisat.


                                                          Constantinus )         ( Dr. Aloysius Lilius )                            


                                                                 
                                                                 (Paus Gregorius XIII)

Pada mulanya kaum protestant tidak menyetujui reformasi Gregorian ini. Baru pada abad berikutnya kalender itu diikuti. Dalam tubuh Katolik sendiri, kalangan gereja ortodox juga bersikeras untuk tetap mengikuti Kalender Julian sehingga perayaan Natal dan Tahun Baru mereka berbeda dengan gereja Katolik Roma.Pada tahun 1582 M Paus Gregorius XIII juga mengubah Perayaan Tahun Baru Umat Kristen dari tanggal 25 Maret menjadi 1 Januari. Hingga kini, semua orang di seluruh dunia merayakan Tahun Baru mereka pada tanggal 1 Januari.
Kaleder Gregorian yang telah mendapt legitimasi dan menjadi dasar dari gereja, hingga sekarang masih digunakan dan tetap bertahan.

3 komentar:

  1. sore.....sekedar tambahan sesuai yg pernah saya baca...saat kaisar Agustus berkuasa dia mengubah nama bulan ke 8 sesuai namanya untuk menyamai ketenaran Julius Caesar. Juga jumlah hari bulan agustus yg semula 30 hari ditambah olehnya jadi 31 hari agar sama dengan jumlah hari bulan Juli. Tambahan 1 hari tersebut diambil dari jumlah hari bulan ke 2. salam kenal

    BalasHapus
  2. yaaa semoga ditahun berikutnya kehidupan kita akan lebih baik lagi..

    SALAM,

    BalasHapus
  3. selamat jalan 2011,...berkicau bersama kok gambarnya kayak orang yg batuk masal ...hahaha..salam kenal

    BalasHapus